Mengenal Permainan Tradisional Melayu Indragiri Hulu

Mengenal Permainan Tradisional Melayu Indragiri Hulu
Gambar: Siswa sedang bermain butun/gasing

Dengan berkembangnya teknologi, permainan tradisional mulai terlupakan. Anak-anak masa kini kebanyakan disibukkan dengan gadget. Hari-hari mereka dipenuhi gadget, mulai dari pagi, siang, hingga malam. Tanpa mengetahui asiknya permainan para nenek moyang mereka. Di tengah kemajuan teknologi saat ini, hampir semua permainan tradisi terlupakan. Anak-anak masa kini bisa dikatakan asing, bahkan tidak lagi tahu tentang permainan nenek moyang mereka itu. Apalagi tentang makna dan filosofi dalam permaianan tersebut. Di sinilah pentingnya melestarikan permainan tersebut, baik dengan cara menggelar lomba atau sekadar pertunjukan biasa. Ini jugalah yang menjadi dasar bagi saya untuk memperkenalkan kembali kepada para siswa dalam pembelajaran Budaya Melayu Riau pada materi permainan tradisional Melayu Riau.

Padahal, permainan-permainan ini tak kalah seru dengan permainan yang mereka mainkan dilayar handphone. Ditambah lagi, dari permainan tradisional, adanya komunikasi secara langsung antara ia dan teman sebayanya. Tentu saja ini menghasilkan kepintaran berkomunikasi dua arah.

Tidak hanya itu, banyak sekali manfaat secara tidak langsung dari permainan-permainan tradisional. Di Kabupaten Indragiri Hulu sendiri, ada banyak permainan tradisional. Diantaranya sebagai berikut:

1. Congkak

Permainan congkak ini pasti tidak asing bagi generasi 90-an. Permainan yang melibatkan dua pemain ini dirasa sangat seru karena harus saling memperebutkan 'batu' atau cangkang kerang.

Congkak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji Congkak dan jika tidak ada, kadang kala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batu kecil.

Adapun bahan dari permaianan ini adalah kayu dengan bentuk papan yang panjang yang dilubangi sebanyak 14 lubang sebagai anak dan 2 lubang sebagai lubang induk,yang terletak di ujung kiri dan ujung kanan.

Cara memainkannya cukup gampang, dimainkan oleh 2 orang dan pemain secara bergantian memainkan buah dengan mengisi lubang, tiap lubang diisi dan pemenangnya adalah yang berhasil mengisi buah terbanyak dilubang induk. Permainan di dulunya dimainkan oleh anak raja, permainan ini dapat dijumpai di hampir seluruh wilayah Riau.

2. Tengkak

Main tengkak adalah sebuah permainan anak-anak yang masih berkembang di kabupaten Indragiri Hulu dan sekitarnya. Menurut informasi yang didapat, permainan tengkak. Permainan tengkak digolongkan dengan permainan hiburan yang dilakukan saat senggang oleh anak laki-laki dan perempuan berjumlah 2 sampai 4 orang dengan usia 6 sampai 12 tahun.

Bahannya terbuat dari Batu yang pipih dan juga bisa pecahan piring atau kaca yang kemudian disebut dengan ucak, kemudian diatas tanah dibuat garis yang dibentuk sesuai permainan, umumnya permainan ini dimainkan oleh anak perempuan. Permainan Tengkak ini hampir dijumpai di seluruh daerah di Indragiri Hulu.

Sebelum permainan dimulai, anak-anak biasanya bergotong-royong menggaris tanah untuk membuat lapangan permainannya. Kemudian setiap anak akan menyiapkan ucak  yang dibuat dari pecahan piring kemudian diasah dan dibulatkan yang digunakan sebagai penikam.

3. Permainan Butun/Gasing

Permainan gasing merupakan suatu permainan yang menggunakan teras kayu. Biasanya diambil dari kayu Seminai, Tampaui atau Tore Kayu Cempedak. Permainan ini menggunakan gasing yang terbuat kayu tore, seutas tali untuk memutar gasing. Adapun bentuk gasing adalah bulat lonjong (tonggong) dan bulat. Jumlah pelaku dalam permainan gasing ini tidak ditentukan. Permainani ini dilakukan oleh laki-laki, baik anak- anak maupun orang dewasa. Permainan gasing dapat dilakukan di lapangan atau halaman tidak berumput, di atas papan (dalam rumah).

Permainan Gasing ini dilaksanakan secara perorangan dan beregu. Perorangan biasanya dalam bermain lebih mengutamakan lama atau tidaknya gasing berputar. Bahkan pada gasing diberi jarum atau paku yaitu pada ekor gasing. Pusingan gasing yang lama (kencang) disebut nonok, nenat, atau nyenyak, lazimnya permainan jenis ini dimainkan di dalam ruangan, seperti di rumah, surau atau di atas papan.

Permainan kelompok biasanya tiap kelompok terdiri dari 5 orang boleh lebih atau kurang. Dalam memilih kelompok dan ketua (raja) berdasarkan kesepakatan saja. Menentukan kelompok pemenang (yang akan memangkah), seluruh pemain secara bersama-sama memusing gasingnya. Gasing dari kelompok manapun yang lama berputar itulah yang jadi pemenang dan akan memangkah, sedangkan yang kalah menahan gasingnya.

Yang pertama kali menahan adalah anggota kelompok disebut “anak”, yang kalah dan akan dipukul (pongkah) oleh kelompok yang menang menurut pasangan lawan bermain, sedangkan secara baik disebut Dobui, sedangkan putarannya masih kencang daripada raja yang menahan, maka ketua / raja yang menang (yang memangkah) boleh memangkah gasing anggota tersebut.

Urutan untuk jenjang aturan permainan dengan istilah bahasanya, urutan kastanya dari yang paling bawah disebut “kepical” lalu "temenggung" diatas temenggung disebut "mentri" dan di atas mentri disebut raja, aturan permainan kepical bisa jadi tumenggung kalau tumenggung tak kenak memangkah, atau tumenggung bisa jadi mentri kalau   mentri tak kenak memangkah temenggung begitu juga mentri bisa jadi raja kalau raja tak kenak memangkah mentri dengan urutan permainan, tumenggung memangkah  kepical ( yang kalah ) mentri memangkah temenggung dan raja memangkah Menteri.

4. Lompat Tali

Permainan tali dulu sangat digemari anak perempuan. Tali dibuat dari karet gelang. Ada yang berwarna merah. Ada yang berwarna kuning, Karet gelang tersebut akan dibuat menjadi seperti rantai yang sangat panjang. Biar tidak mudah putus, satu mata rantai karet gelang bisa dibuat dengan dua atau tiga karet gelang.

Salah satu variasi dari bermain lompat tali adalah bermain lompat tinggi. Dua orang akan memegang masing-masing ujung tali. Levelnya mulai dari yang paling rendah, biasanya dengkul. Lalu anak-anak akan melompat tanpa boleh menyentuh tali. Biasanya disepakat batas tidak boleh menyentuhnya sampai level pinggang. Level-level selanjutnya akan lebih sulit. Dan level terakhir adalah junjung. Tali diletakkan di ujung jari tangan yang menunjuk ke atas.

Dalam permainan lompat tali ini adalah anak yang gagal melompat akan gantian berjaga. Akan sangat sulit kalau anak yang berjaga adalah anak yang paling tinggi. Itu artinya tingkat kesulitannya akan bertambah.

Dalam permainan ini pun diajarkan tolong-menolong. Jika ada seorang anak yang mampu melompat, dan sebelum kedua kakinya menyentuh ke tanah, ia mampu meraih tali, ia bisa merendahkan tali tersebut agar anak-anak lain mampu menyeberangi sisi tali itu.