Black Mirror Memprediksi Masa Depan AI Di Dunia Pendidikan? Bahaya AI Dan Bagaimana Pendidik Dapat Mempersiapkan Diri

Black Mirror Memprediksi Masa Depan AI Di Dunia Pendidikan? Bahaya AI Dan Bagaimana Pendidik Dapat Mempersiapkan Diri
Sumber gambar: https://id.linkedin.com/

"Black Mirror" adalah serial televisi antologi fiksi ilmiah yang menggambarkan implikasi yang mungkin terjadi di dunia yang dikendalikan oleh teknologi. Beberapa episode "Black Mirror" menyentuh tema kecerdasan buatan (AI) dan pendidikan, memberikan gambaran tentang potensi bahaya dan tantangan yang dapat dihadapi di masa depan.

Meskipun "Black Mirror" memberikan wawasan yang menarik, penting untuk diingat bahwa serial ini adalah fiksi dan mengambil sudut pandang yang sangat dramatis. Namun, kita juga harus mempertimbangkan isu-isu nyata yang muncul seiring perkembangan AI dalam pendidikan.

Potensi bahaya AI di dunia pendidikan mungkin termasuk:

  1. Kurangnya interaksi manusia: AI yang terlalu dominan dalam proses pendidikan dapat mengurangi interaksi interpersonal antara guru dan siswa. Interaksi manusia yang cermat penting untuk pengembangan sosial dan emosional siswa.
  2. Privasi dan keamanan data: AI yang digunakan dalam pendidikan mengumpulkan dan menganalisis data pribadi siswa. Jika tidak diatur dengan baik, ini dapat menyebabkan pelanggaran privasi dan kebocoran data.
  3. Bias dalam algoritma: AI dalam pendidikan dapat memiliki bias yang tidak disengaja. Jika algoritma yang digunakan tidak dirancang dengan hati-hati, dapat terjadi diskriminasi terhadap kelompok siswa tertentu.

Bagaimana pendidik dapat mempersiapkan diri untuk masa depan AI dalam pendidikan?

  1. Pendidik harus terus memperbarui pengetahuan mereka tentang perkembangan AI dan teknologi terkait. Mereka perlu memahami manfaat dan keterbatasan AI untuk dapat menggunakannya secara efektif dalam proses pembelajaran.
  2. Menggabungkan AI dengan pendekatan yang manusiawi: Pendidik harus memastikan bahwa interaksi manusia tetap menjadi fokus utama dalam pendidikan. AI dapat digunakan sebagai alat bantu yang membantu meningkatkan pengalaman belajar siswa, tetapi tidak boleh menggantikan peran penting pendidik sebagai pembimbing dan fasilitator.
  3. Memastikan privasi dan keamanan data: Pendidik perlu memahami pentingnya privasi dan keamanan data siswa. Mereka harus memastikan bahwa data siswa hanya digunakan dengan izin dan diatur dengan ketat untuk mencegah penyalahgunaan.
  4. Memeriksa bias dalam algoritma: Pendidik harus menyadari potensi bias dalam algoritma AI dan berusaha untuk menghindari diskriminasi. Mereka dapat melibatkan diri dalam pengembangan dan peninjauan algoritma untuk memastikan kualitas dan keadilan.

Penting juga untuk mencatat bahwa teknologi terus berkembang dan mempengaruhi dunia pendidikan. Sementara mengantisipasi potensi bahaya dan mempersiapkan diri adalah penting, kita juga harus terbuka terhadap manfaat dan peluang yang ditawarkan oleh AI dalam menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih baik.

Pengawasan AI dalam Pendidikan: Alat pengawasan AI dalam dunia pendidikan bukanlah hal yang baru. Black Mirror Arkangel dengan tepat meramalkan dan menggemakan ketakutan nyata para pendidik yang khawatir akan implikasi teknologi AI terhadap privasi, kebebasan intelektual, dan kemandirian siswa. Misalnya, semakin banyak ruang kelas di Tiongkok yang dilengkapi dengan kamera AI dan pelacak gelombang otak, hingga pena pintar yang melacak siswa dan memastikan mereka benar-benar menyelesaikan pekerjaan rumah. Sistem pengawasan AI ini berisiko menciptakan lingkungan kelas yang penuh kepatuhan dan kontrol yang merusak nilai pembelajaran mandiri.

Kesempatan bagi Pendidik: Jika digunakan secara tepat dengan panduan dan batasan yang sesuai, alat pengawasan AI dapat memberikan manfaat nyata bagi siswa. Misalnya, alat analisis pembelajaran yang didukung AI seperti Brightspace Analytics dan Carnegie Learning dapat menganalisis pola belajar siswa, mengidentifikasi area di mana siswa mengalami kesulitan, dan memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi untuk perbaikan. Alat Intervensi Siswa seperti Blackboard Predict juga dapat digunakan untuk menganalisis data siswa, seperti kehadiran dan nilai untuk mengidentifikasi siswa yang mungkin berisiko putus sekolah atau membutuhkan dukungan tambahan, sehingga memungkinkan pendidik untuk melakukan intervensi dan memberikan intervensi yang ditargetkan.

AI untuk Dukungan Siswa dalam Pendidikan: Salah satu resistensi terbesar para pendidik terhadap AI berkaitan dengan keterbatasan AI dalam memberikan pengalaman belajar yang otentik secara emosional dan manusiawi. Ada chatbot dukungan emosional yang sudah ada seperti Woebot dan Ellie yang dapat menawarkan dukungan emosional dan sumber daya kesehatan mental kepada siswa dengan menawarkan ruang yang tidak menghakimi bagi siswa untuk mengekspresikan pikiran dan emosi mereka, serta sistem bimbingan belajar yang cerdas seperti KAI dan Pembelajaran Carnegie yang memberikan instruksi dan dukungan yang dipersonalisasi kepada siswa dengan menganalisis pola belajar individu dan area kelemahan untuk memberikan umpan balik dan materi pembelajaran yang ditargetkan.

Namun, alat bantu AI ini tidak memiliki emosi dan empati manusia yang sangat penting dalam memahami kompleksitas emosi manusia dan hubungan manusiawi yang dibutuhkan siswa untuk merasa termotivasi, dimengerti, dan terlibat. Keterbatasan ini menimbulkan risiko dalam mengembangkan generasi siswa yang terpisah secara emosional dan tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk membangun hubungan yang bermakna.