HALAL, THAYYIB DAN BERKAH

Sejak fajar menyingsing, setiap insan di muka bumi ini mulai berikhtiyar, bekerja dan berusaha untuk mendapatkan uang, baik sebagai upah ataupun berupa keuntungan dari perniagaannya.
Bagi umat islam ikhtiyar dan kerja kita di dunia ini bukan sekedar mencari uang atau kasenangan duniawi semata, lebih dari itu merupakan sebuah ibadah seorang hamba kepada Sang Pencipta untuk mencari rizki yang halal dan toyyib. Sebab, pada dasarnya rizki itu bukan sekedar uang semata. Cakupan rizki sangat luas, bisa berupa makanan, curahan hujan yang denganya menyuburkan tanaman dan juga sumber kehidupan hewan ternak dan seluruh makhluk.
Rizki juga bisa berupa anugerah kesehatan ataupun terhindarnya kita dan keluarga dari musibah atau bala bencana. Terlalu banyak rizki dan karunia Allah yang diberikan kepada kita manusia, hingga tak cukup kertas mencatatkannya dan tidak akan cukup lautan tinta untuk menuliskannya.
Allah Berfirman dalam surat Al Baqarah, ayat 168 : “ Hai sekalian Manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.
Dalam urusan mencari rezeki, Allah SWT telah memberikan panduan kepada setipa insan, agar mencari rizki dan memakan makanan yang halal dan juga “thayyib”.
Rezeki yang halal ini menjadi penting. Pencarian rezeki yang tidak mengindahkan nilai ke-halal-an akan jatuh kepada haram. Halal itu sendiri meliputi Halal secara zatnya, halal cara prosesnya. Dan halal cara memperolehnya.
Sedangkan makanan yang “thayyib” adalah makanan yang baik, nikmat, lezat. Terdapat beberapa pandangan Ulama terkait definisi Thayyib ini.
Imam ibnu Katsir, dalam kitab Lubabut Tafsir Ibnu Katsir, kata thayyib didefinisikan dengan : “baik dan bermanfaat bagi dirinya serta tidak membahayakan bagi tubuh dan akal pikirannya”.
Menurut Dr Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Munir, menerangkan bahwa kata thayyib bermakna : “ tidak mengandung syubhat (ketidakpastian antara halal dan haram), tidak mengandung dosa, dan tidak tersangkut darinya haq orang lain.
Rizki yang halal dan baik inilah diantara yang akan mengantarkan kita kepada keberkahan hidup dan kemuliaan hidup baik di dunia dan akhirat.
BERKAH
Tanpa kita sadari kita sering memohon keberkahan kepada Allah SWT, kata berkah mungkin tak asing lagi, acap kita ucapkan saat kita berdoa atau bermunajat. Sekiranya kita ingat berdoa sebelum makan, maka ada doa keberkahan yang kita panjatkan saat itu.
Dalam KBBI kata berkah berarti : Karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia. Kata Berkah sendiri adalah kata serapan dari bahasa arab, yang artinya : ziyadatul khair--bertambahnya kebaikan.
Nilai keberkahan selalu menghadirkan kebaikan dan kebaikan. Keberkahan dalam kehidupan seorang mukmin yang kaya, misalnya, Allah SWT berikan kepadanya keluarga yang rukun dan keturunan yang soleh-solehah, dan kebaikan-kebaikan lainya.
Di sisi lain keberkahan pun berlimpah dalam rumah-rumah orang-orang miskin yang bersyukur. Dengan semangat bekerja keras untuk menafkahi keluarganya. Meski hanya mendapatkan rizki pas-pasan, keluarga tersebut selalu bersyukur, tekun beribadah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Sebuah keluarga yang tampak miskin, namun hati-hati mereka lapang. Dan limpahan keberkahan menjadikan hatinya kuat beriman kepada Allah SWT semata, yang kelak akan menyelamatkannya di yaumul akhir.
Keberkahan selalu ada dalam keadaan lapang maupun sempit, dalam keadaan senang ataupun susah. Panutan kita, Nabi Muhammad SAW mencontohkan sebuah doa untuk diberikan kepada pasangan pengantin baru, agar dapat selamat dalam mengarungi bahtera kehidupan suami –istri. Berikut doanya:
“Semoga Allah memberkahimu dalam keadaan senang dan memberkahimu dalam keadaan sulit, dan semoga Allah mempertemukan kalian berdua dalam kebaikan”.
Semoga dalam tiap bulir nasi yang kita dan keluarga makan, atas izin Allah memberi kebaikan bagi kita, memberi pertumbuhan jasmani dan rohani yang juga baik bagi istri dan anak-anak kita. dengannya mendorong keluarga kita selalu selalu bertakwa dan bersukur kepada Allah SWT dan selalu dekat dengan petunjuk dan kebaikan.
Semoga nilai keberkahan dilimpahkan kepada kita semua, keberkahan hidup, keberkahan dalam rumah tangga, keberkahan dalam menuntut ilmu dan keberkahan hidup lainnya, Amin.
Sekiranya kita ingat berdoa sebelum makan ada doa keberkahan yang kita panjatkan. Yah, keberkahan dari rizki yang halal dan toyyib, dan semoga keberkahan itu pula yang nantinya menjauhkan kita dan keluarga kita dari api neraka. Amin (Wallahu a’lamu bisshawab).
Referensi :
- Terjemah Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 Hal 320 Bogor Pustaka Imam Asy-Syafii 2004
- Wahbah Zuhaili At Tafsir Al Munir Fi syariah wal aqidah wal manhaj Juz 1 Hal 437 2009 Darul Fikr Dimasqo