Etika Komunikasi Islam di Media Massa
ETIKA KOMUNIKASI ISLAM DI MEDIA SOSIAL
Sebagai seorang manusia, terkadang menjaga lisan sangatlah sulit dilakukan Sebab lisan diibaratkan pisau yang apabila salah menggunakannya akan melukai banyak orang. Di zaman modern, ketajaman lisan kadang juga terjadi dalam aktivitas melalui status-status yang ditulis melalui status, komentar-komentar atau di unggah di media sosial. Sudah semestinya, sebagai umat Islam membuat status di media sosial yang tak menyinggung orang lain serta menjaga lisan agar selamat di dunia maupun akhirat. Hal tersebut termuat dalam hadis Bukhari yang berbunyi:
Rasulullah SAW bersabda:
سلامة الإنسان في حفظ اللسان
"Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan." (HR. al-Bukhari).
Dalam riwayat lain disebutkan:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam; barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya; barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya."(HR. Bukhari dan Muslim)
Media sosial yaitu sebuah media online dengan penggunanya bisa dengan mudah berbagi dan berpartisipasi. Perkembangan media sosial sangatlah pesat, sehingga menjadi topik hangat untuk dibahas karena banyaknya masyarakat yang menggunakan media sosial namun kurang memahami makna medianya itu sendiri. Perkembangan media sosial secara langsung berdampak terhadap tatanan dari perilaku manusia, baik sebagai sarana informasi maupun sebagai sarana sosialisasi dan interaksi antar manusia. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan, informasi, ide atau gagasan dari si penyampaian pesan kepada yang menerima pesan. Komunikasi akan lebih efektif jika pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan. Adapun Etika komunikasi yang baik dalam media sosial adalah jangan menggunakan kata kasar, provokatif, porno ataupun SARA; jangan memposting artikel atau status yang bohong; jangan mencopy paste artikel atau gambar yang mempunyai hak cipta, serta memberikan komentar yang relevan. Penting untuk kita agar selalu menjaga lisan dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Informasi melalui media begitu cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia. Dalam hitungan detik saja suatu peristiwa bisa tersebar atau diterima oleh pengguna media sosial.
Prejudice yaitu: prasangka. Jika prasangka itu benar maka akan membawa kebaikan namun jika prasangka itu buruk, maka akan berdampak keburukan. Setiap informasi yang kita terima baik itu dari Facebook, Instagram, Twitter, YouTube,Tiktok dan media media lainnya sebaiknya untuk tidak langsung menghukumi isi beritanya. Setiap berita/informasi yang kita peroleh haruslah bijak dalam mengambil sikap dan menyaring isi berita tersebut atau dalam Islam yang disebut dengan "Tabayyun" sehingga tercegah dari berita/informasi yang bersifat hoax.
tabayyun adalah mencari kejelasan dengan kebenaran. Sementara itu, secara istilah pengertian tabayyun adalah menyeleksi,memilah atau menyaring berita atau informasi dengan melakukan check dan recheck, memverifikasi, dan mencari kebenaran atau keaslian dari informasi tersebut.
Sikap tabayyun penting untuk ditanamkan dalam diri seorang Muslim. Ketika menerima berita, hendaknya seorang Muslim mencari kebenarannya terlebih dahulu. Dan sebelum membagikan berita yang diterima, pastikan informasi tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan terlebih dahulu. Jangan sampai informasi yang disampaikan dapat menimbulkan masalah di kemudian harinya.
Tabayyun termasuk akhlak mulia yang merupakan prinsip penting dalam menjaga kemurnian ajaran Islam dan keharmonisan pergaulan. Dalam kehidupan sosial masyarakat, jika seseorang melakukan Tabayyun dengan baik saat menerima isi berita/informasi maka akan selamat dari salah paham atau permusuhan bahkan selamat dari pertumpahan darah antar sesama. Oleh sebab itu, Allah SWT memerintahkan kepada orang yang beriman agar selalu tabayyun dalam menghadapi berita yang disampaikan kepadanya agar tidak menyesal di kemudian hari seperti yang tertuang dalam surat Al Hujurat ayat 6.
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kamu seorang fasik membawa suatu berita, maka bersungguh-sungguhlah mencari kejelasan agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa pengetahuan yang menyebabkan kamu atas perbuatan kamu menjadi orang-orang yang menyesal.” (QS. Al-Hujurat: 6).
Dari ayat di atas, tabayun dapat dilakukan dalam dua hal. Pertama, tabayun dilakukan pada pembawa berita. Perlu dicari informasinya apakah pembawa berita itu bisa dipercaya atau tidak. Kedua, tabayun pada isi berita, apakah isi berita atau informasinya benar atau tidak.
Pemerintah sudah mengatur Undang-undang Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang-Undang ITE (UU ITE) yang menyatakan “Setiap orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik yang Dapat diancam pidana berdasarkan Pasal 45A ayat (1) UU 19/2016, yaitu dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1 miliar.
Dalam Surat Al Isra' ayat 36 Allah berfirman berfirman:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا
Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.
Selain itu juga, Allah SWT memperingatkan kita sebagai umat muslim mengenai pentingnya menjaga ucapan atau lisan. Pasalnya, pendengaran, penglihatan dan hati nurani akan dimintak pertanggungjawabannya.
Maka ada baiknya kita selalu menjaga sikap/kelakuan dalam memainkan media sosial atau platform daring lainnya. Jika kita salah menggunakan media sosial maka seluruh dunia pun akan terkena dampaknya.Terdapat banyak keutamaan bagi mereka yang mampu menjaga lisannya dengan baik dalam Islam, yaitu dijanjikan surga, memiliki kedudukan tinggi sebagai muslim, meningkatkan keimanan, dijauhkan dari neraka jahanam, menghindari sifat keras hati, dan memperoleh ridha Allah di akhirat. Jadi, sebaiknya pastikan untuk selalu berkata yang baik, jauh dari bohong dan dusta.
Safrizal, M. Sos
Penulis adalah:
-Penyuluh Teladan Agama Islam Non PNS Aceh Tamiang.
-Dosen Tetap Sekolah Tinggi Agama Aceh Tamiang.
-Dosen Luar Biasa Institut Agama Islam Negeri Langsa
-Kepala Kantor Wilayah Aceh Pendamping Proses Produk Halal pada lembaga Halal Center Cendikia Muslim