Belajar Dari Kisah Juraij

Belajar Dari Kisah Juraij
Oleh: Tatik Indarwati
Assalamualaikum... anak-anak, bagaimana kabar kalian ? semoga kalian tetap menjadi anak yang solih solihah ya! Dalam kesempatan kali ini ibu akan bercerita suatu kisah yang menceritakan tentang begitu Allah menganjurkan dan mewajibakn pada kita semua bahwa kita harus mentaati seorang ibu. Ibu mempunyai kedudukan yang sangat mulia yang tiada bandingnya. Beliau sosok yang mempunyai jiwa pengorbanan yang luar biasa dan kasih sayang yang tidak meminta pamrih.
Ketika dia mengandung kita beliau tidak pernah mengeluh meski yang dirasakan serba tidak enak untuk dirasakan. Semua sakit atau gejala yang tidak enak tertutupi oleh besarnya kasih sayangnya pada janin yang dikandungnya. Dengan penuh kasih ibu selalu memberikan yang terbaik untuk kita sejak masa kehamilan. Ketika dia melahirkan nyawa yang menjadi taruhan. Dia siapkan semuanya, serahkan semuanya untuk anak yang dikandungnya. Rasa sakit mencekam, saat melahirkan semua hilang ketika melihat si jabang bayi telah lahir dengan selamat. Semua kesakitan menajdi tangisan bahagia dan senyum penuh rasa syukur kepada ilahi yang memebrikan anugerah terindah dalam sebuah jalinan cinta kasih yang diikat oleh pernikahan.
Berikut diriwayatkan dari Abu Hurairah Rodhiallahuanhu yang artinya “katanya: seorang yang bernama Juaraij sedang menngerjakan ibadah di sebuah gereja. Lalu ibunya datang memanggilnya. Humaid berkata: Abu Rafi’ pernah menrangkan kepadaku mengenai bagaimana Abu Hurairah meniru gaya ibu Juraij ketika memanggil anaknya, sebagaimana dia mendapatkan dari Rasulullah S.A.W, yaitu dengan meletakkan tangannya dibagian kepala antara dahi adn telinga serta mengangkat kepalanya: “Hai Juarij, Aku ibumu, jawablah panggilanku.” Ketika itu perempuan tersebut mendapati anaknya memulai sholat. Dengan keraguan Juraij berkata kepada diri sendiri: Ya tuhan, ibuku atau sholatku. Tetapi Juraj telah memilih untuk meneruskan sholatnya. Tidak berapa lama setelah itu perempuan itu pergi untuk kedua kalinya. Beliau memanggil: “ Hai Juarij, aku ibumu jawablah panggilanku!. Juraij bertanya lagi pada diri sendiri: Ya tuhan, ibuku atau sholatku. Tetapi dia masih memilih untuk melanjutkan sholatnya. Oleh karena terlalu kecewa perempuan itu berkata: ” Ya Tuhan sesungguhnya Juarij adalah anakku. Aku sudah memanggilnya berulangkali , namun ternyata ia enggan untuk menjawabnya. Ya tuhan janganlah Engkau matikan dia sebelum dia mendapatkan fitnah yang disebabkan oleh perempuan pelacur”.
Pada suatu hari ada seorang pengembala kambing berteduh di gereja yang letaknya jauh terpencil dari orang banyak. Tiba -tiba datang seorang perempuan dari sebuah dusun yang juga berteduh di tempat tersebut. Kemudian keduanya melakukan perbuatan zina. Sehingga melahirkan seorang anak. Ketika ditanya oleh orang banyak. “Anak siapakah ini? “ Perempuan itu menjawab. “ Anak dari penghuni gereja ini.” Lalu orang banyak datang berduyun-duyun mendatangi Juraij. Mereka membawa besi panjang. Mereka berteriak memanggil Juraij, yang mana pada waktu itu sedang beribadah. Maka sudah tentu Juraij tidak melayani panggilan mereka, akhirnya mereka merobohkan bangunan gerejanya. Tatkala melihat keadaan itu, Juraij keluar menemui mereka. Mereka berkata Juraij.” Tanyalah anak ini.” Juraij tersenyum, kemudian mengusap kepala anak tersebut dan bertanya: “ Siapakah bapakmu?” anak itu tiba-tiba menjawab. “ Bapakku adalah seorang pengembala kambing.” Setelah mendengarkan jawaban jujur dari anak tersebut, mereka kelihatan menyesal, lalu berkata. “Kami akan mendirikan gerejamu yang kami robohkan ini dengan emas dan perak.” Juraij berkata: ”Tidak perlu, biarkan ia menjadi debu seperti asalnya.” Kemudian Juraij meninggalkannya.
Nah anak-anak dari cerita di atas kita dapat mengambil ilmunya bahwa kita sebagai anak punya kewajiban mentaati dan menghormati ibu kita. Dan dari sini kita juga mendapatkan pelajaran kalau kita sebagai orang tua nanti kita tidak boleh mendoakan yang jelek kepada anaknya. Apalagi seorang ibu harus hati-hati dalam mengucapkan sesuatu terutama untuk anak-anaknya.
Baiklah anak-anak semoga kita semuanya senantiasa mendapatkan perlindungan dari hal-hal buruk. Sampai jumpa pada cerita berikutnya ya...