Perjuangan Menjemput Mimpi

Perjuangan Menjemput Mimpi
Perjuangan Menjemput Mimpi

Perjuangan Menjemput Mimpi

Karya : Zenta 

     Nurma adalah anak yang pendiam dan pintar, tapi ia memiliki sifat pemalas dan agak nakal, Malas sholat,malas mengaji,padahal orang tuanya sudah menegurnya.akhirnya orang tuanya- Memutuskan untuk mengirimnya ke pesantren setelah lulus sd.pada saat liburan puasa Ramadhan ia diajak orang tuanya untuk melihat pesantren yang akan ia tempati nanti. Orang tuanya memilihkan 2 pesantren ,akhirnya nurma memutuskan pilihannya. Setelah perpisahan di sekolah dan liburan ia berangkat kepesantren, sangat berat rasanya meninggalkan rumah dan keluarga dihari pertama dipesantren ia selalu melamun dan menangis di pojok ruangan seperti tidak punya semangat untuk menuntut ilmu, rasanya ingin pergi dari pondok, tapi bagaimana lagi ini sudah keputusan orang tuanya, ia tidak bisa menolaknya. Setelah beberapa lama ia pun memiliki banyak teman baru yaitu Zahro, Rahma, Nita, alifa, aini, lida, Miya dan masih banyak lagi. Nurma menjalani kegiatan di pesantren dengan penuh semangat, ia memiliki suatu impian yakni menempuh pendidikan di Kairo, ia sangat semangat menuntut ilmu demi mewujutkan impiannya.

    Satu tahun pun berlalu. Suatu hari Nurma memiliki keinginan untuk mengikuti program tahfizd di pondoknya karena melihat temannya yang bernama Nita , Miya, Laila, Lina, dan Faiza yang dapat menghafal Alquran, Nurma ingin seperti mereka, ia  pun meminta tolong kepada Miya untuk di sowankan(dipamitkan), Miya pun menanggapinya karna Miya adalah orang yang dekat dengan bu Nyai, Nurma pun menunggu jawabannya setelah sekian lama Miya tidak memberi jawaban apapun, setiap kali Nurma selalu meminta di sowankan.

     Tapi Miya selalu diam akhirnya setelah liburan Idul Adha Nurma meminta orang tuanya untuk disowankan, akhirnya Nurma pun bisa mengikuti program tersebut, tapi miya merasa tidak senang jika  Nurma ikut program tersebut, Nurma pun kehilangan semangatnya. Miya selalu ingin menjadi yang terbaik dari teman –temannya. Miya selalu merendahkan Nurma, Nurma kehilangan semangatnya. Suatu hari temannya Nurma berbincang - bincang dengan temannya yaitu Nita. Nita bercerita kepada Nurma tentang hari pertamanya mengikuti program tahfizd. Ternyata kami sama, Nita juga mengalami apa yang Nurma alami, Nita juga sering direndahkan oleh Miya. Akhirnya mereka berdua memiliki keinginan untuk lebih baik dari Miya, semangat Nurma pun kembali lagi kepadanya. Ia berusaha sebaik mungkin untuk bisa menjadi lebih baik. Hari – hari telah berlalu 3 tahun tak terasa. Muwadaah akan dilaksanakan 2 hari lagi, Nurma dan temannya saling memaafkan, tapi Miya masih sulit untuk melupakannya. Dia masih membenci nurma entah mengapa. Dua hari berlalu muwadaah pun dilaksanakan. Nurma, Zahro, Rahma, Nita dan Vidha  mereka tidak bisa berpisah karna mereka adalah sahabat sangat berat rasanya berpisah dengan sahabat mereka berharap bisa berkumpul kembali nanti. Nurma berada di pesantrennya yang baru ia sangat senang dan mempunyai banyak teman, dia sangat akrab dengan temannya, berbeda dengan pesantren yang dulu ia difitnah , dibenci ,dll.

    Nurma melupakannya biarkan itu semua menjadi kenangan tersendiri . Nurma menjalani hari – harinya di pesantren barunya dengan penuh semangat. Ia menghafal alquran di pesantrennya. Demi bisa mencapai impiannya  dengan hafalan 30 juz Alquran ia menjadi santri terbaik. Di pesantrennya.beberapa hari setelah ia lulus dari pesantrennya, dia pulang kerumah. Suatu hari ia membaca koran harian. Ia melihat ada tes beasiswa beasiswa ke luar  negeri. Nurma sangat ingin mengikuti tes itu lalu ia pun mendaftarkan dirinya.  Tes pun dilaksanakan dengan penuh harapan ia bisa diterima di universitas yang ia impikan selama ini. Ia berdoa agar dapat mewujutkan impiannya.

     Tes  pun selesai Nurma tinggal menunggu hasilnya. Setelah beberapa hari ia pun menerima hasil tes nya ia menunjukan hasil tesnya ke ibunya , Ibunya membuka hasil tesnya dengan hati-hati. Ibunya membaca hasil tesnya dengan seluruh anggota keiuarga. Nurma penasaran dengan hasil tesnya. Nurma melihat ibunya berkaca-kaca, Nurma semakin penasaran ia pun bertanya pada ibunya ‘ibu bagaimana hasilnya? aku diterma atau tidak? kenapa ibu menangis ayo bu beritahu hasilnya kami semua menunggunya”. Tak lama kemudian ibunya menjawab ‘selamat ya nak, kau diterima di universitas Al-Azhar di Kairo nak”.  Nurma pun menangis bahagia lalu ia sujud syukur. Semua keluarganya mengucapkan selamat padanya, Nurma sangat bahagia karena impian yang selama ini ia dambakan selama ini telah terwujud. Setelah beberapa lama kemudian ia berangkat ke Mesir ia diantar oleh keluarganya ke bandara.

     Ternyata Nurma juga bertemu dengan sahabatnya waktu di pesantrennya dulu yaitu Nita dan Laila yang juga mendapat beasiswa kuliah di Kairo. Mereka berpelukan dan menangis karna tak bisa menahan rasa rindu selama bertahun – tahun seluruh keluarga mengucapkan salam perpisahan pada Nurma. Nurma berkata “ ibu Bapak doakan Nurma ya agar Nurma berhasil mencapai cita-cita dan menjadi orang yang sukses !”. Jawab ibu dengan penuh kasih “Iya nak kami semua selalu mendoakan mu, dan kamu jangan lupa mendoakan kami ya!’ Dengah penuh tawadhu’ Nurma menjawab “Iya pak. Nurma pasti mendoakan kalian semua”.  Dengan bergegas ibu Nurma menggandeng tangan Nurma dan berkata “Ya sudah ayo segera berangkat biar nggak ketinggalan pesawat”. Nurma menjawab “Iya Buk!”. “Ya sudah semoga berhasil tercapai cita- cita  aamiin” kata ibu Nurma. Kemudian Nurma mencium kedua tangan orang tuanya dan mengucapkan salam. ”Assalamualikum”. Jawab ibu dan anggota keluaraga lainya serempak menjawab “Waalaikumsalam” Nurma pun pergi menuju pesawat bersama teman-temannya Nita dan Laila, begitu berat rasanya meninggalkan keluarga, tapi ini demi mengejar mimpi dan cita-cita.

      Setelah berlama-lama di udara Nurma, Nita,dan Laila sampai di Kairo. Mereka menikmati pemandangan indah disana. Mereka merasa seolah-olah berada dalam mimpi. Nurma sangat bersyukur karna tanpa doa orang tua dan barokah dari guru-gurunya dia tidak bisa seperti ini. Ia sangat bersyukur kepada Allah SWT. Sehingga tidak ada kata-kata lagi yg bisa mengungkapkan syukurnya. Setelah sampai di aperteman mereka menata pakaian di lemari setelah itu sholat, lalu mereka istirahat karna kelelahan. Hari pertama di Kampus salah satu dosen membimbing Nurma ,Nita dan Laila untuk berkeliling dan memperkenalkan kampus ini pada mereka.

     Mereka terkagum dengan kampus ini, di tengah perjalanan Nurma melihat seorang laki-laki yg tampan, tinggi dan gagah dengan membawa buku dan kitab. Sepertinya dia juga mahasiswa baru dikampus ini, Nurma memandangnya tanpa berkedip. Tak lama kemudian ia tersadar ‘Astagfirullah’. Nita bertanya “Ada apa?”  Nurma menjawab dengan gugup.”Tidak apa-apa ayo kita pergi” Nita masih heran dengan kelakuan Nurma hari ini tapi dia tidak menghiraukan hal itu. Sepulang dari kampus Nita bertanya pada Nurma dan terjadilah percakapan :

Nita             : “Nur.. tadi kenapa kamu tiba-tiba membaca istighfar?”

Nurma         : “Tidak apa-apa” Jawab Nurma sambil  mengangkat pundaknya .

Nita            : “ Tidak! Pasti ada apa-apa. Pasti ada sesuatu yang kau sembunyikan! Aku bukan temanmu yang baru kau kenal Nur…” ayolah… katakan hanya ada kita berdua Laila sedang keluar.”

Nurma         : “ Baiklah.. tapi jangan bilang siapa-siapa ya!. Nada Nurma serius .

Nita             : “Iya aku janji, kayak ga kenal aku saja kamu itu Nur…”

Nurma         :”Tadi … aku melihat seorang laki-laki gagah, tinggi dan tampan,  sepertinya dia dari Indonesia. Jadi… aku tidak tahu kenapa aku memandangnya terus…” Nurma menjelaskan sambil membayangkan laki-laki yang ditemuinya.

Nita             : “ Hmm… mungkin dia jodohmu Nur… “ Nita menggoda Nurma .

Nurma         : “Hei…kau ini bicara apa siih…!gak mungkin…!” sahut Nurma dengan tersipu malu.

Nita             : “ mungkin sajalah… jantungmu tadi berdebar kan ??” goda Nita.

Nurma         : “ Sedikit …!” jawab Nurma sambil agak cemberut karena digoda Nita.

Nita              :” Mungkin Allah sudah mendekatkan jodohmu Nur.. “

Nurma         :”Nita…apaan siih kamu itu… bicara apa kamu ini … awas ya …!!! “ Nurma melemparkan bantal pada Nita semakin  malu dan kesel campur senang perasaan yang tidak jelas campur aduk jadi satu.  Begitupun sebaliknya. Mereka lempar-lemparan bantal sampai kelelahan.

     Najah  adalah seorang anak laki-laki yang pintar, cerdas dan berbakti kepada orang tua. Dia berasal dari keluarga yang tidak mampu, ia anak yatim dan anak tunggal. Ia hanya hidup berdua denga  ibunya di rumah tapi dia memiliki cita-cita yang  tinggi, dia punya banyak prestasi hingga dia sering mendapat banyak penghargaan. Dia  berjuang demi mimpinya untuk ibunya yaitu dapat mencari ilmu di luar negeri. Kini dia telah mendapatkan hasil dari perjung annya selama ini yaitu mendapat beasiswa kuliah di Kairo Mesir. Impiannya telah tercapai ia sangat bersyukur,tapi ia tidak tega meninggalkan ibunya tapi ibunya berkata .

Ibu najah :”pergilah nak raih cita-citamu , ibu akan baik-baik saja di sini nak “

     Najah menangis karena dia tidak tega meninggalkan ibunya, untuk menghibur najah ibunya berkata sambil tersenyum.” Oh ya jangan lupa carikan ibu menantu yang baik di sana ya!”. Najah tersenyum dan kemudian berjalan sambil tertawa lirih.

     Hari pertama pembelajaran di kampus semua mahasiswa baru memperkenalkan diri ke depan satu persatu. Nurma sangat terkejut ketika dia melihat satu ruangan dengan laki-laki yang dia temui kemarin. Jantungnya berdebar kembali.  Nurma tidak tahu kenapa dia seperti itu dan sekilas muncul pemikiran apakah yang disampaikan temannya Nita itu benar. Semua mahasiswa telah maju satu persatu dan tibalah giliran Nurma memperkenalkan diri kemudian setelah selesai Nurma kembali k tempat duduknya dan tibalah giliran laki-laki yang ditemui Nurma kemarin. Laki-laki itu mulai memperkenalkan diri ternyata nama laki laki itu adalah Najah. Najah bercerita seakan seorang insan yang sedang curhat mengeluarkan semua isi hatinya. Semua mahasiswa terdiam dan memperhatikan dan mereka semua merasa terharu dengan cerita Najah termasuk Nurma merasa sangat terharu dengan cerita Najah. Sekarang dia tahu nama laki-laki itu namanya Najah. Setelah sekian lama mereka pun berteman. Nurma, Nita, Laila, Najah dan Arsyad kini menjadi sahabat. Tapi Nurma selalu merasakan hal aneh saat dia dekat dengan Najah. Begitupun yang dirasakan Najah. Kedua insan ini sepertinya telah dilanda asmara namun mereka berdua sama-sama menyimpan rasa .

     Menjadi mahasiswa selama  empat tahunpun sudah mendekati ujung dan prosesi wisuda akan segera dilaksanakan. Semua mahasiswa dinyatakan lulus. Semua orang tua para mahasiswa yang berasal dari Indonesia berbondong-bondong datang  untuk mendampingi putra-putri mereka yang telah merantau mengemban amanah meningkatkan kualitas hidup sebagai insan. Nurma sangat merindukan keluarganya, apalagi Najah dia memeluk ibunya sangat erat seakan tanah yang tahunan kemarau telah mendapatkan siraman air hujan. Air mata pun melintasi pipi perempuan yang mulai keriput itu menyaksikan putra kebanggannya telah usai menempuh pendidikan di Kairo.

     Prosesi wisuda dilaksankan sampai selesai. Nurma, Najah, Nita, Laila dan Arsyad mendapat rangking yang terbaik mereka sangat bahagia dan bersyukur apalagi Najah ia sangat bersyukur karena telah berhasil mewujudkan impian  ibunya tercinta.

      Setelah selesai acara, saatnya Najah mengeluarkan perasaannya yang dia pendam untuk Nurma yang selama ini ia pendam. Ia pun memutuskan meminta restu ibunya untuk melamar Nurma saat pulang kr tanahair. Ibunya pun dengan senang hati merestui hubungan itu karenan dia sering mendengar melalui cerita Najah yang dikirimkan melalui telepon ketika Najah menelpon ibunya. Ibunya Najah tahu benar bahwa Nurma anak yang cerdas dan baik.

     Setelah pulang ketanah air Najah pun mengunjungi keluarga Nurma dan mencoba untuk melamarnya di moment yang bahagia ini. Ternyata keluarga Nurma pun tanpa berpikir panjang melihat wajah Nurma  yang malu-malu dan tersirat kebahagiaan yang luar biasa mereka menyerahkan sepenuhnya pada Nurma. Nurma tertunduk malu dan menganggukkan kepala pertanda bahwa diterima. Kedua keluarga akhirnya sepakat   melaksanakan taaruf dan prosesi lamaranpun terjadi jelang beberapa bulan pernikahan dua insan pun yang saling mengikrarkan  janji terjadi diiringi dengan tangisan bahagia dari kedua keluarga. Mereka pun hidup bahagia. Impian mereka telah tercapai itu semua tidak lepas dari usaha , perjuangan mereka dan doa kedua orang tua mereka. Tanpa iringan perjuangan dan doa suatu impian mustahil akan terwujud !!!. semangat..semangat ...!                     

 

 Penulis : Zenta Nur Amalia Husna, saat ini sedang menempuh pendidikan di MA Muallimat Cukir Jombang