SURAT WASIAT

Ibuku pernah berpesan untuk membuka kotak wasiat yang sudah dipersiapkan di lemarinya jika suatu saat nanti ibu sudah pergi. Sudah setahun setelah kepergian ibu, aku mulai membuka isi lemari ibuku. Perlahan aku mulai membuka pintu lemari yang sudah berada di depanku. Sengaja aku tak membukanya dari dulu karena terlalu sedih untuk ingat kenang-kenangan yang ada di lemari ini. Aku akan mengingat aroma tubuh ibuku yang selalu wangi dan baju-baju yang selalu indah saat dipakai ibuku. Aku selalu mengagumi sosok ibuku dari sifat sampai dengan tindak tanduknya sepertinya tak berbeda denganku. Sampai hari ini aku terus menangis saat teringat dan rindu dengan ibuku, aku sangat bersusah payah menguatkan hatiku untuk masuk ke kamar ini, karena aku tahu aku bakalan menangis dan sedih saat masuk ke kamar yang penuh dengan kenangan indah bersama ibuku tercinta.
Di depan lemari ini kembali ingatanku menerawang jauh mengenang kepergian ibuku yang sudah setahun yang lalu telah meninggalkan dunia ini. Perlahan kubuka dan kulihat mulai dari atas sampai bawah, masih tersusun rapi. Ibu selalu menata dengan rapi sesuai dengan warna, sehingga tampak indah di pandang mata. Kulihat ada kotak kayu bergurat ukiran indah ada di pinggir baju ibu. Aku ambil dengan hati-hati dan kutaruh di meja. Kulihat dengan seksama kotak kayu itu, tidaklah besar namun sangat indah dengan ukiran di sekelilingnya. Aku pernah melihat ibu pernah mengeluarkan kotak kayu tersebut namun yang kutahu isinya adalah perhiasan yang dimiliki ibu.
Kubuka kotak kayu perlahan. Kulihat banyak berhiasan ibu mulai dari anting-anting, kalung dan gelang yang dimiliki ibu. Namun aku melihat ada buku diary ditumpukan perhiasan. Perlahan kubaca diari yang ada di depanku. Satu persatu aku membacanya ternyata aku baru mengetahui bahwa ibuku adalah wanita yang kuat dan telah menyembunyikan sakit hatinya depanku. Ibu dan ayahku sudah berpisah sejak aku SD, dan saat ini masih menyelesaikan skripsiku. Ibuku tak pernah menceritakan kejelekan ayahku, yang kubayangkan dari ayahku adalah sosok yang baik hati meskipun harus berpisah dengan ibuku. Sampai di akhir tulisan ibuku, aku membacanya dengan perlahan.
“Anakku sayang, aku sangat mencintamu mengalahkan diriku sendiri. Kamu akan tahu kelak ketika kamu memiliki anak. Ibu bukanlah ibu yang hebat namun ibu selalu berusaha dengan sekuat ibu untuk memberikan yang terbaik padamu nak. Ibu menyayangimu, doakan terus ibu ya nak dan semoga nanti kita akan dipertemukan di surga Allah. Ibu ”