Kurindukan Cinta Ibu

Kurindukan Cinta Ibu

Kurindukan Cinta Ibu

Oleh: Tatik Indarwati

   Bertahun-tahun aku hidup di sebuah yayasan panti asuhan. Hidup bersama dengan teman-teman yang tidak berayah dan beribu. Perasaan benci dan pertanyaan selalu mengahntuiku. Kenapa ibu kejam padaku yang telah rela menitipkanku di yayasan panti asuhan. Dia tidak pernah sayang padaku. Pikiran itu selalu berkecamuk dalam otakku.

    Tak terasa usiaku memasuki masa remaja dan kini aku sudah semester 4 kuliah di kebidanan. Saat kuberjalan menyusuri  trotoar menuju rumah terindahku kulihat seorang perempuan dengan perut besar duduk bersandar di pagar jempabatn sepertinya sedang merasakan kesakitan. “ Aduuuh... sakiiiiit...! dengan suara semakin keras perempuan itu teriak. Aku langsung berlari menghampirinya. Sepertinya dia mau melahirkan. “Tolong...” kuteriak dan segera berdiri menghadang mobil yg lewat untuk aku minta pertolongan mengantar ibu itu k rumah sakit.

    Tak lama kemudian lewatlah sebuah mobil sedan putih dan mau berhenti. “Ada apa mbak?” tanya pengemudi sedan. Dengan segera kusampaikan “Pak minta tolong antar saya k rumah sakit ya ibu ini mau melahirkan sepertinya.” Dengan segera dibantu pengemudi tersebut perempuan itu berhasil masuk di mobil sambil berteriak kesakitan. Sambil ku elus dan menenangkan aku terapkan ilmuku yang kudapatkan di bangku kuliah. Tak lama kemudian tibalah di rumah sakit dan segera ku turun menemui petugas dan dengan sigap perawat menangani perempuan tersebut di ruang persalinan. Dengan cemas aku menunggu. Akhirnya terdengarlah jeritan bayi sepertinya sudah melahirkan dengan selamat perempuan tersebut. Ketika kurasa sudah aman akupun melanjutkan perjalanan pulang. Dalam benakku terbersit.” Ternyata pengorbanan seorang ibu sangat luar biasa untuk melahirkan anaknya, dimana ibuku? Aku tak akan membencimu... aku ingin bertemu denganmu agar aku bisa membalas kebaikanmu...” Meneteslah air mataku, kebencian itu sirna. Yang ada hanyalah kerinduan.